Dalam epidemiologi kita mengenal istilah Penyelidikan Epidemiologi (Epidemiology Investigation) yaitu penyelidikan atau survei yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh. Yang diselidiki dalam epidemiology investigation adalah mengenai apakah tempat yang terkena KLB tersebut merupakan endemik atau epidemik penyakit, merupakan penyakit infeksi atau penyakit kronis, dan kondisi kesehatan lainnya.
Tujuan diadakan penyelidikan epidemiologi adalah untuk :
1. Mendapatkan gambaran masalah yang sesungguhnya
2. Mendapat gambaran klinis tentang suatu penyakit
3. Mendapat gambaran mengenai kasus menurut variabel epidemiologi
4. Mendapat informasi tentang faktor resiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi
Dengan mengetahui tujuan tersebut diharapkan seorang epidemilogist dapat mengambil tindakan untuk pencegahan maupun penanggulangan penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam penyelidikan epidemiologi meliputi :
1. Investigate : mencari informasi dengan cara wawancara, ataupun menyelidiki ke daerah yang terkena wabah
2. Collecting : mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan kejadian wabah
3. Analyze : menganalisis informasi yang telah didapat
4. Conclusion : menyimpulkan informasi
Beberapa contoh mengenai penyelidikan epidemiologi :
a. Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat. Perkembangan penyakit malaria tergantung dari faktor lingkungan yang memungkinkan nyamuk Anopheles untuk berkembang menjadi vektor. Penyakit malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria, yang merupakan suatu protozoa darah dari genus plasmodium, bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh gigitan nyamuk malaria (Anopheles spp) betina. Ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale. Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax adalah jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia.
Gejala yang terjadi pada penyakit malaria adalah menggigil, demam, serta berkeringat. Penularan malaria dipengaruhi oleh faktor agent, host (nyamuk dan manusia), dan environmental. Mengingat distribusi penyebaran malaria sangat luas dan Indonesia merupakan daerah endemik malaria, hal yang terpenting dalam mencegah penularan malaria adalah kekebalan tubuh dari individu, selain itu perlu adanya penyemprotan insektisida didalam ruangan. Nyamuk Anopheles sp aktif menggigit pada malam hari, nyamuk ini menyukai tempat-tempat seperti di pinggir-pinggir parit, tebing sungai, dekat air yang selalu basah dan lembab, dll.
Penularan malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles betina juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti pola musim, curah hujan, kelembaban, dll. Walaupun seorang berada di daerah non endemik dari malaria, dia bisa juga terkena malaria. Hal ini bisa disebabkan karena ia pernah berada di daerah endemis, misalnya karena hal pekerjaan, mengungsi, dll.
Penyelidikan epidemiologi tentang penyakit malaria bisa dilakukan dengan :
a. Memeriksa darah penderita
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah didalam darah penderita terdapat jenis plasmodium penyebab malaria.
b. Pemeriksaan jentik dan nyamuk
Kegiatan ini dilakukan di daerah tempat tinggal penderita, untuk mengetahui jenis nyamuk yang berada di lingkungan tersebut apakah daerah tersebut merupakan endemis atau hanya sebagai pendemi.
c. Pemeriksaan habitat nyamuk Anopheles
Bertujuan untuk mengetahui kharakteristik habitat yang disukai oleh Anopheles sp. Termasuk didalamnya tempat beristirahat dan tempat bertelur.
d. Wawancara dengan penderita
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kronologi kejadian mengapa penderita bisa terkena malaria.
Untuk pengobatan malaria, beberapa jenis obat yang dikenal umum adalah:
- Obat standar: klorokuin dan primakuin
- Obat alternatif: Kina dan Sp (Sulfadoksin + Pirimetamin)
- Obat penunjang: Vitamin B Complex, Vitamin C dan SF (Sulfas Ferrosus)
- Obat malaria berat: Kina HCL 25% injeksi (1 ampul 2 cc)
- obat standar dan Klorokuin injeksi (1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif
Pemberantasan dari Anopheles sp bisa dilakukan secara kimiawi dengan pemberian insektisida dan secara biologi dengan adanya predator yang memakan jentik-jentik nyamuk.
b. Penyakit Tuberkulosis Paru
Di Indonesia, TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Penyakit ini mudah menular, seperti halnya flu biasa dan cepat menyebar pada orang-orang yang hidup bersama penderita. TBC disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium tuberculosa berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Dan ditandai adanya pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi akibat reaksi hipersensitifitas yang diperantai oleh sel. kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
Sumber penularanya adalah penderita TB positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Namun bila daya tahan tubuh seseorang itu baik maka kuman yang ada didalam tubuh hanya akan menetap dan tidak akan menyebabkan infeksi dan saat daya tahan tubuh sedang turun maka kuman akan menjadi aktif dan menyebabkan timbulnya infeksi pada orang tersebut.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Gejala TB adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih, Dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari satu bulan.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
Komplikasi pada penderita tuberkulosis pada penderita stadium lanjut yaitu Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas, kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial,
Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru, Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan :
a. Memeriksa dahak penderita
Memastikan diagnosa melalui pemeriksaan dahak, makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
b. Pemeriksaan rontgen dada atau pada temapat lain yang disesuaikan keperluan, pemeriksaan darah dan kadar gula darah.
c. Wawancara dengan Penderita
Dilakukan untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita penderita sebelumnya. Apakah dahulu pernah mengalami TB Paru dan berhasil disembuhkan ataupun belum pernah sama sekali.
Pencegahan
• Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.
• Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak
• Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
• Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke dalam rumah.
• Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah.
c. Penyakit Campak
Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva), ruam kulit bercak seluruh tubuh terkadang sampai borok borok bernanah. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus (Virus Morbili). Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Penularan campak biasanya ditularkan sewaktu seseorang menyedot virus campak yang telah dibatukkan atau dibersinkan ke dalam udara oleh orang yang dapat menularkan penyakit.
Gejala penyakit campak dimulai dengan panas badan kemudian suhu makin meninggi waktu akan timbul gejala gejala pada kulit, Radang tenggorokan, pilek, batuk kering, radang selaput mata. Pada hari kelima timbul bercak merah pada kulit mula mula timbul dibelakang telinga, tengkuk, kemudian menyebar keseluruh tubuh. Bercak merata, kadang disertai borok bernanah, setelah kurang lebih tiga hari menghilang sesuai urutan kejadian. Bercak meninggalkan bekas kehitaman yang merupakan gejala khas penyakit campak.
4 fase Campak:
1. fase Inkubasi
Fase inkubasi berlangsung sekitar 10-12 hari. Di fase ini agak sulit mendeteksi infeksinya karena gejalanya masih bersifat umum bahkan tidak terlihat sama sekali.
2. Fase Prodormal
Adalah fase dimana gejala penyakit sudah mulai timbul seperti flu, batuk, pilek, dan demam. Mata anak pun akan tampak kemerah-merahan dan berair. Ciri lain, di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari.
3. Fase Makulopapuler
Fase makulopapuler yakni keluarnya bercak merah yang sering diiringi demam tinggi antara 38-40,5°C.
4.Fase Penyembuhan
Bila bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Selanjutnya bercak merah akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai sembuh benar dari sisa-sisa campak.
Pencegahan penularan penyakit campak :
- Meningkatkan keadaan gizi anak
- Campak mudah menular, jadi bila ada penderita harus diisolasi atau menjauhkan anak yang sehat dari penderita
- Imunisasi campak pada bayi umur sembilan bulan.
Cara Mengobati Campak:
pengobatan campak hanya bersifat simptomatis, yakni mengobati gejalanya saja. Sementara hingga saat ini, belum ditemukan obat yang bisa langsung mengatasi virus campak.
Pengobatan gejala sangat penting dilakukan karena bila tidak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya.
Penyelidikan epidemiologis:
a. Melakukan wawancara dengan penderita
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebelumnya penderita terpapar campak dari rekan atau orang terdekat, serta untuk mengetahui apakah sebelumnya telah dilakukan imunisasi terhadap penderita
b. Menyelidiki keadaan lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui apakah di lingkungan penderita sedang terjadi wabah campak.
Akibat yang akan timbul bila Campak tidak diobati :
• Radang telinga tengah
• Radang selaput otak
• Radang otak
d. Lahir mati
Lahir mati adalah kematian janin di antara minggu ke 20 kehamilan (bulan ke 5) sehingga kelahiran dikarenakan adanya kecacatan struktur kromosom, kesehatan ibu pada sebelum hamil dan selama kehamilan yang mengalami masalah. Misal, ibu menderita diabetes mellitus dan hipertensi. Ada masalah pada plasenta, tali pusar yang jatuh ataupun melilit ke leher bayi, dan masih banyak lagi. Perempuan yang mempunyai resiko melahirkan bayi dalam keadaan meninggal adalah seorang perempuan perokok, peminum minuman keras, pecandu narkoba, hamil dalam usia yang terlalu tua maupun terlalu muda, obesitas, terjangkit virus maupun bakteri, dan wanita yang telah mengalami lahir mati sebelumnya.
Gejala lahir mati, terjadi pendarahan, janin tidak lagi melakukan pergerakan dalam rahim, merasa sakit di bagian pinggang serta terjadi perubahan fisik seperti payudara menjadi kecil. Pencegahan dilakukan dengan memerhatikan kesehatan sebelum mengandung dan selama kehamilan, termasuk asupan makanan tiap hari, hindari alkohol, narkoba, serta paparan pestisida, hindari kehamilan pada usia terlalu dini maupun usia tua.
Setelah kita mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lahir mati, Penyelidikan epidemiologi dapat dilakukan dengan cara :
a. Wawancara terhadap Ibu yang mengalami lahir mati
Untuk mengetahui asupan gizi selama hamil, penyakit yang diderita, umur saat hamil
b. Survei ke lingkungan tempat tinggal
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah lingkungan mendukung terjadinya lahir mati, misalnya lingkungan di daerah pertanian maupun industri, paparan dari pestisida dan limbah kimia bisa menyebabkan lahir mati. Selain itu, kebudayaan setempat, apakah di daerah tersebut memiliki adat untuk menikahkan anaknya di usia yang masih belia.
c. Melakukan autopsi terhadap janin yang telah mati
Untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti.
e. Kematian Ibu
Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985)
Pendarahan, infeksi, hipertensi kehamilan serta abortus tidak aman. Keempat kondisi itulah yang menjadi penyebab angka kematian Ibu ( AKI ) tetap tinggi. Diantara keempat faktor itu, pendarahan menduduki peringkat pertama dengan 45 persen kejadian.
Penyebab pendarahan disebabkan perlengketan ari-ari, robekan rahim atau otot-otot rahim yang mengendur akibat sering bersalin.Hal ini bisa diantisipasi dengan sering periksa ada tidaknya risiko pendarahan itu. Selain rajin memeriksakan kehamilan, penting juga memriksakan hemoglobin. Terutama bulan keenam dan ketujuh kehamilan. Pemeriksaan Hb penting untuk menghindari kemungkinan anemia. Hal ini disebabkan ibu yang anemia berisiko otot-otot rahim melemah dan tidak segera menutup kembali pasca melahirkan. Risikonya sama, pendarahan.
EKKI INDRI RETNO UTAMI
E2A009079
MAHASISWA FKM UNDIP
Jumat, 12 November 2010
Langganan:
Postingan (Atom)