WELLCOME TO MY BLOG

Selasa, 19 Oktober 2010

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI LEBIH BANYAK DARI PEREMPUAN

Jumlah penduduk laki-laki di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010 lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Dari total penduduk yang mencapai 237,56 juta jiwa, 119,51 juta jiwa adalah penduduk laki-laki.Jadi, penduduk perempuan ada 118,05 juta jiwa yang artinya ada 1,46 juta laki-laki lebih banyak. Dan ini merupakan berita bagus bagi seorang perempuan..hehehe
Seks rasio penduduk laki-laki meningkat secara nyata pada tahun 1980, dimana setiap 100 orang perempuan terdapat 100 orang laki-laki. Pada tahun 1990 ada sekitar 100,2 laki-laki. Tiga Propinsi terbesar yang mempunyai jumlah penduduk laki-laki lebih banyak adalah Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur dengan rasio di atas 110 persen.
Menurut sensus penduduk tahun 2010, propinsi yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Jawa Barat dengan total sekitar 43,02 juta jiwa. Sedangkan untuk propinsi DKI Jakarta ada sekitar 9,6 juta jiwa.
Dan berikut ini daftar jumlah penduduk tiap propinsi di Indonesia :
1. Aceh 4,48 juta
2. Sumatera Utara 12,98 juta
3. Sumatera Barat 4,84 juta
4. Riau 5,54 juta
5. Kepulauan Riau 1,69 juta
6. Jambi 3,09 juta
7. Sumatera Selatan 7,44 juta
8. Kepulauan Bangka Belitung 1,22 juta
9. Bengkulu 1,71 juta
10. Lampung 7,59 juta
11. Banten 10,54 juta
12. DKI Jakarta 9,59 juta
13. Jawa Barat 43,02 juta
14. Jawa Tengah 32,38 juta
15. DIY 3,45 juta
16. Jawa Timur 37,47 juta
17. Bali 3,89 juta
18. NTB 4,49 juta
19. NTT 4,68 juta
20. Kalimantan Barat 4,39 juta
21. Kalimantan Tengah 2,2 juta
22. Kalimantan Selatan 3,63 juta
23. Kalimantan Timur 3,55 juta
24. Sulawesi Utara 2,26 juta
25. Gorontalo 1,04 juta
26. Sulawesi Tengah 2,63 juta
27. Sulawesi Barat 1,16 juta
28. Sulawesi Selatan 8,03 juta
29. Sulawesi Utara 2,23 juta
30. Maluku 1,53 juta
31. Maluku Utara 1,03 juta
32. Papua Barat 0,76 juta
33. Papua 2,85 juta

Diprediksikan pada 10 tahun lagi penduduk Indonesia akan bertambah 32 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk diatas 230 juta jiwa, Indonesia menduduki peringkat ke empat dunia dalam kategori jumlah penduduk. Semakin bertambahanya jumlah penduduk, berarti bertambah pula tantangan pemerintah Indonesia untuk mensejahterakan penduduk. Jelas hal ini akan menambah masalah-masalah mengenai kesehatan lingkungan seperti krisis air bersih, meningkatnya polusi, dan semakin menyempitnya daerah resapan air.

Jumat, 15 Oktober 2010

Epidemiologi dan Peranannya dalam Pemecahan Masalah Kesehatan di Masyarakat


A. Definisi Epidemiologi

Dalam beberapa kamus umum menyebutkan bahwa pengertian epidemiologi adalah ilmu tentang epidemi atau wabah. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani.
Epi = pada atau tentang, demos = rakyat/penduduk, logos = ilmu
Jadi epidemiologi merupakan “ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi pada rakyat”.
Batasan arti yang sudah berkembang dewasa ini mengartikan epidemiologi sebagai ilmu tentang terjadinya dan penyebab dari suatu masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta upaya-upaya penanggulangannya.

Definisi epidemiologi
a. Rothman (1986)
Epidemiologi adalah “ the science of occurrence of human illness”. Epidemiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang kejadian sakit pada manusia.

b. Azrul azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

c. Mac Mahon dan Pugh (1970)
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

d. Frost (1972)
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menular.

e. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

f. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.

EPIDEMIOLOGI adalah studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian-kejadian pada kelompok penduduk tertentu (Last, Beagehole et al,1993). Menurut Gordis (2000), epidemiologi merupakan inti dari disiplin ilmu “Public Health”,tetapi juga relevan untuk ilmu kedokteran klinis. Dengan kata lain epidemiology merupakan “the mother science of public health” (Blakley,1990).
Dari beberapa pengertian diatas, ada 3 faktor pokok dalam epidemiologi, yaitu :
a. Frekuensi yaitu besarnya masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
Dengan mengetahui besarnya masalah, kita bisa mengetahui masalah mana yang harus mendapat penanganan terlebih dahulu.
b. Penyebaran atau distribusi, adalah pengelompokan masalah kesehatan menurut keadaan tertentu. Pengelompokan ini berupa komunitas yang mengalami masalah kesehatan (orang/man), tempat (place) dan waktu (time) terjadinya masalah kesehatan.
c. Determinan atau faktor-faktor yang mempengaruhi.
Determinan adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan, baik dalam banyaknya masalah atau frekuensi maupun proses penyebaran masalah kesehatan.

Di dalam penelitian epidemiologi terdapat 2 tahap, yaitu :
a. Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif digunakan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai
- Siapa (who) yang mengalami/menjadi sasaran dari masalah kesehatan.
- Dimana (where) masalah/penyakit itu terjadi.
- Kapan (when) masalah itu terjadi.
Dari 3 faktor yang mempengaruhi epidemiologi diatas, Frekuensi dan Distribusilah yang termasuk dalam kategori Epidemiologi Deskriptif.

b. Epidemiologi analitik
Dalam tahap analisis mencakup hubungan sebab-akibat tentang masalah yang terjadi, didasarkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.Faktor pokok epidemiologi yang termasuk unsur dari epidemiologi analitik adalah determinan. Di dalam determinan harus mencakup 3 tahap yaitu merumuskan hipotesa, menguji hipotesa, selanjutnya menarik kesimpulan terhadap hipotesa yang telah dibuat.

Awal mulanya epidemiologi hanya menangai masalah penyakit menular saja. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, ruang lingkup epidemiologi meluas, bukan hanya penyakit menular saja yang dipelajari, namun penyakit non menular, seperti penyakit jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Bahkan, epidemiologi di era sekarang berkembang luas ke hal-hal yang bukan merupakan penyakit, seperti kecelakaan, fertilitas, mortalitas, menopouse, kenakalan remaja, penggunaan narkotik, kebiasaan merokok, masalah KB, kesehatan lingkungan, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Kerja, Gizi, dan masih banyak lagi masalah yang menyangkut kesehatan.
Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.


B. Sejarah Epidemiologi

Sejarah perkembangan epidemiologi seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran ketika Hippocrates (460-377 SM) yang disebut-sebut sebagai Bapak Kedokteran Modern mengemukakan teori yang mengatakan bahwa :
a. Kejadian kontak penyakit dikarenakan kontak dengan jazad hidup.
b. Penyakit berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal
Selanjutnya teori ini dimuat dalam karyanya yang berjudul “On Air, Water and Places”. Pada tahun 1620-1674 John Graunt melakukan pencatatan di Kota London dengan menggunakan tabel hidup (life table) untuk mendeskripsikan mortalitas penduduk dalam bentuk ukuran dasar epidemiologi, yaitu angka absolut, persen dan probabilitas. William Farr (1839) dikenal dengan ”The Founder of Modern Surveillance” mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian, dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program kesehatan masyarakat. Selanjutnya Willian Farr mengemukakan kausa epidemi kolera karena berhubungan dengan udara yang buruk, sehingga dikenal dengan “Teori Miasma”, miasma berarti udara buruk.
Penyelidikan kolera dilanjutkan oleh John Snow (1813-1958), penyelidikan Snow berbeda dengan Farr. John Snow yang merupakan seorang dokter tidak hanya menggunakan pendekatan klinik saja, tetapi menggunakan pendekatan komunitas. Snow melakukan penyelidikan alamiah pada tahun 1854 yang dikenal dengan “Shoe leather epidemiology”. Karena jasanya yang besar dalam bidang epidemiologi, maka John Snow disebut sebagai “Bapak Epidemiologi”

C. Tujuan Epidemiologi

1. Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah penyakit atau keadaan kesehatan populasi
2. Menjelaskan etiologi penyakit
3. Meramalkan kejadian penyakit
4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan

D. Peranan Epidemiologi dalam Pemecahan Masalah Kesehatan di Masyarakat
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi sebab timbulnya masalah kesehatan pada masyarakat dalam usaha untuk menanggulangi serta upaya pencegahan timbulnya masalah kesehatan
2. Memprioritaskan masalah kesehatan/penyakit yang harus diberantas/diobati terlebih dahulu
3. Mengetahui Riwayat Alamiah Penyakit
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah penyakit penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat/peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut
4. Untuk mencari efektifitas suatu tindakan pencegahan dan pengobatan
5. Mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi dari suatu penyakit, sehingga tindakan dapat segera diprioritaskan
6. Mengevaluasi efektifitas program-program kesehatan dan upaya pelayanan dalam rangka peningkatan kesehatan penduduk
7. Memperkirakan terjadinya wabah penyakit
8. Menerangkan suatu keadaan masalah kesehatan
Perpaduan ciri yang menghasilkan keadaan masalah kesehatan, yaitu epidemi, pandemik, endemik, dan sporadik.

Sumber :
1. Azwar, Azrul.1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Binarupa Aksara. es
2. MN, Bustan.2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
3. B, Budioro.2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro.
4. Friedman, Gary D. (2004). Primer of Epidemiologi. 5th ed. Singapore: Mc. Graw Hill
5. ikm2-epidemiologi1.pdf
6. Materi kuliah FKM Undip.


Nama : Ekki Indri R.U
Nim : E2A009079
MAHASISWA FKM UNDIP